Kamis, 15 September 2011

Tips Curhat Asyik

Tips Curhat Asyik ini Nike'S Lady Of The Future contek dari www.annida-online.com

Sobat Nida, curhat saat ini sudah seperti gaya hidup bahkan kebutuhan, apalagi bagi kaum hawa, beuh... status FB saja bisa jadi tempat curhatan.

Sayangnya, kita tidak sadar bahwa curhat yang salah malah bisa nambah masalah loh! Haah? Masa?
Ya iyalah... ketika kita curhat tentang masalah kita bukan pada “tempat” yang tepat, bisa-bisa bukannya mendapat solusi, malahan harus cari polisi, hehe... lebay.com

Jadi, sebenarnya bagaimana sih curhat yang asyik itu? Ikutin tips Nida yaa...

1. Perhatikan niat curhat kita dulu!

Apakah curhat kita dalam rasa ingin mencari solusi, atau cari sensasi? Atau jangan-jangan... kita curhat cuma untuk mencari pembelaan buat kesalahan diri. Bisa juga, curhat untuk sekedar membuang rasa gondok di hati.
Saran Nida sih... jangan sampai curhat buat cari pembelaan diri, karena curhat kita itu bisa “meracuni” orang lain dan diri sendiri, karena kita selalu merasa diri kita yang benar dan harus dibela! Padahal yang harus dibela adalah yang benar, dan belum tentu diri kita berada di posisi yang benar. Curhat dengan niat seperti ini sudah pasti tertutup akan masukan-masukan yang mungkin saja tidak sesuai dengan “selera” kita.
Lebih bijak kalau kita curhat untuk cari solusi, sehingga curhat tersebut ketemu muaranya. Kita pun lebih terbuka menerima masukan dan saran demi menemukan jalan keluar.

2. Cari “tempat” yang tepat!

a. Ortu
Tidak semua orangtua terbuka terhadap anak-anaknya, tapi kalau kita memang dekat dengan salah satu ortu kita (papa/mama, bapak/ibu, ayah/bunda, umi/abi), maka akan asyik sekali curhat dengan mereka. Karena curhatan tersebut akan semakin menambah erat hubungan kita dengan ortu, sekaligus ortu bisa memberi solusi buat kita, karena pengalaman ortu kan lebih dari pada kita.

b. Pasangan hidup
Curhat ke doi tentunya aman, karena suami dan istri itu kan saling melindungi dan merupakan “pakaian” buat pasangannya. Terus bagaimana kalau pasangan kita terlalu pendiam? Atau nggak suka jadi tempat curhat kita? Yaa... komunikasikan lah bahwa kita butuh dia buat curhat agar perasaan kita lapang kembali! Pasangan yang baik semestinya mau mendengarkan suara hati kekasihnya. Cieh...

c. Sahabat
Sahabat tentu saja menjadi “tempat” empuk untuk curhat. Tapi pilih-pilih tema curhat kalau sama sahabat! Juga pastikan bahwa kita dan sahabat sama-sama seimbang porsi curhatnya! Jangan kita terus yang curhat, sahabat kita terus yang jadi “tong sampah”. Nggak adil kan... Kalau sama-sama saling terbuka dan masing-masing bisa curhat dengan leluasa, persahabatan jadi enak dan berimbang.

d. Saudara kandung
Saudara bisa jadi tempat curhat yang tepat, karena setidaknya saudara kandung mengenali sifat kita dan bisa menjaga aib kita.

e. Tetangga
Hati-hati curhat yang malah memercik api permusuhan! Usahakan cari tetangga yang berilmu, terpercaya, dan terutama shaleh/ah untuk dijadikan tempat curhat. Kalau nggak... bukan curhat namanya, tapi gosip! Hehe.
f. Kenalan
Jangan pernah curhat hal yang sangat pribadi dengan orang yang baru saja dikenal. Bisa saja dia bukan orang yang tepat untuk mendengarkan curhatan kita, dan yang pasti... curhatan kita mungkin saja “merepotkan” dia.

3. Jangan curhat dengan emosi di depan publik!

Ini berbahaya! Curhat di FB atau blog yang bisa dilihat banyak orang sepertinya kurang bijak, karena bisa memperlihatkan seperti apa temperamen diri kita. Juga bisa melibatkan orang-orang yang tidak tahu-menahu tentang permasalahan kita.

4. Pilih teman curhat yang sesama jenis!

Hati-hati curhat dengan lawan jenis! Bisa-bisa dari curhat jadi tambah dekat, lama-lama malah melekat, syetan bermain-main di antara curhatan kita. Kecuali kalau curhat dengan suami/ istri sendiri, baru mantap!

5. Menulis bisa jadi sarana curhat yang asyik!

Memendam masalah bisa bikin stres, depresi, pokoknya gak sehat banget! Tapi kalau kita bingung nggak punya tempat curhat, kita bisa loh menggunakan kertas dan pulpen sebagai media curhat. Menumpahkan perasaan ke diary, atau mengetik di komputer (tapi tidak untuk disebarluaskan ke publik), membuat perasaan kita lega.

Atau, kalau kita kesal dengan seseorang... coba deh tulis surat curhat kita untuk dia! Boleh dikirimkan, boleh juga tidak. Yang jelas, pasti efek leganya terasa banget! Karena kita telah mengeluarkan uneg-uneg yang menyempitkan pikiran dan hati kita. Bisa jadi juga selama menuliskan surat curhatan tersebut, kita bisa berpikir lebih jernih tentang permasalahan yang kita hadapi.

6. Bikin fiksi!

Kesel? Sebel? Dongkol? Jengkel? Emosi yang terpendam itu bisa digunakan untuk membuat kisah nyata tapi berbentuk fiksi! Nama tokoh bisa kita ubah, alur cerita bisa kita bikin lebih dramatis, tapi yang jelas... curhatan dalam bentuk fiksi ini akan bisa membuat hati kita tidak hanya lega, tapi juga senang karena siapa tau karya fiksi kita bisa menginspirasi orang lain.

Selamat curhat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar